Saturday, February 15, 2014

tugas kia smk


PERSALINAN / PARTUS

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar. Ada beberapa macam proses persalinan, yaitu:
a.       Partus normal / partus biasa
Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat / pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi), berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
b.      Partus abnormal
Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi / ekstraksi, cunam, vakum, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya, atau lahir per abdominam dengan sectio cesarea.
Beberapa istilah
Gravida : wanita yang sedang hamil
Para : wanita pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable)
In partu : wanita yang sedang berada dalam proses persalinan

Sebab Terjadinya Proses Persalinan
1.      Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang.
(pada diagram, dari Lancet, kok estrogen meningkat ?
2.       Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.
3.       Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang terjadinya kontraksi.
4.       Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus rangsangan untuk proses persalinan (DIAGRAM).




Persalinan Ditentukan Oleh 3 Faktor “P” Utama
v  Power
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular respirasi metabolik ibu.
v  Passage
Keadaan jalan lahir
v  Passanger
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor)
(++ faktor2 “P” lainnya : psychology, physician, position)
Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor “P” tersebut, persalinan normal diharapkan dapat berlangsung.


Pembagian Fase atau Kala Persalinan
·         Kala 1
Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan)
·         Kala 2
Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)
·         Kala 3
Pengeluaran plasenta (kala uri)
·         Kala 4
Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi
HIS           
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari ‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut.
Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar.
Terjadinya his, akibat :
1. kerja hormon oksitosin
2. regangan dinding uterus oleh isi konsepsi 3
3. rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.
His yang baik dan ideal meliputi :
1. kontraksi simultan simetris di seluruh uterus
2. kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
3. terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi.
4. terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his
5. serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot,akan   tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar (cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka.
Nyeri persalinan pada waktu his dipengaruhi berbagai faktor :
1. iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri.
2. peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi rangsang nyeri.
3. keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau eksitasi).
4. prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress
Pengukuran kontraksi uterus
1. amplitudo : intensitas kontraksi otot polos : bagian pertama peningkatan agak cepat, bagian kedua penurunan agak lambat.
2. frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit).
3. satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan / mmHg terhadap frekuensi).
Sifat his pada berbagai fase persalinan
Kala 1 awal (fase laten)
Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.
Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir
Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).
Kala 2
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.
Kala 3
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun. Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap menempel (retensio) dan memerlukan tindakan aktif (manual haid).




Persalinan Kala 1 :
Fase pematangan / pembukaan serviks
DIMULAI pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid.

BERAKHIR pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.
Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas :
1. fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
2. fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
3. fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Peristiwa penting pada persalinan kala 1
1. keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
2. ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
3. selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida berbeda dengan pada multipara :
1. pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan – pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan
2. pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah) – pada multipara, ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis lebar)
3. periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.



PersalinanIKala 2 :
Fase pengeluaran bayi  
DIMULAI pada saat pembukaan serviks telah lengkap.

BERAKHIR pada saat bayi telah lahir lengkap.
His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat.
Selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
Peristiwa penting pada persalinan kala 2
1. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
2. Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
3. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
4. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
5. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir (episiotomi).
Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam.
Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala
1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior / posterior).
2. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
5. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.

Persalinan Kala 3 :
Fase pengeluaran plasenta
DIMULAI pada saat bayi telah lahir lengkap.

BERAKHIR dengan lahirnya plasenta.
Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal.
Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas pusat.
Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir.
(jika lepasnya plasenta terjadi sebelum bayi lahir, disebut solusio/abruptio placentae – keadaan gawat darurat obstetrik !!).


Persalinan Kala 4 :
Observasi pascapersalinan
Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi.
7 pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4 :
1) kontraksi uterus harus baik,
2) tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
3) plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,
4) kandung kencing harus kosong,
5) luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,
6) resume keadaan umum bayi, dan
7) resume keadaan umum ibu.



Persalinan Dengan Water Birthing

http://www.infobunda.com/images/art1-HYPNOBIRTHING.gif                   

Water birthing adalah sebuah cara persalinan di dalam air yang hangat. Ibu yang hendak melahirkan dimasukkan ke dalam sebuah kolam bersalin khusus yang berisi air hangat dan besarnya kira-kira berdiameter 2 meter. Di dalam kolam itulah terjadi proses persalinan yang dibantu oleh para medis yang berada di sekitar ibu tersebut. Para medis tersebut mendampingi sang ibu selama proses melahirkan dari tepi kolam. Bahkan dalam beberapa peristiwa, sang suami ikut masuk ke dalam kolam dan mendampingi sang istri ketika melahirkan. Bila Anda ingin melakukan persalinan water birthing, konsultasikan hal ini terlebih dahulu kepada dokter Anda agar keselamatan ibu dan bayi dapat terpenuhi. Dibawah ini ada beberapa informasi mengenai persalinan dengan water birthing.

 Kelebihan:
  • Kondisi yang tenang selama hamil akan direkam oleh janin dan mempengaruhi kepribadian serta kecerdasan bayi dalam rahim.
  • Mengurangi rasa mual, muntah dan pusing.
  • Menciptakan jiwa yang seimbang sehingga pertumbuhan jiwa bayi menjadi lebih sehat.
  • Memperlancar jalannya proses persalinan dan meminimalkan rasa sakit sampai sekitar 80%.
  • Meningkatkan produksi ASI.
  • Dapat lebih mengontrol emosi dan perasaan.
  • Mencegah kelelahan yang berlebih saat proses persalinan.
  • Menurunkan resiko vagina robek atau pengguntingan disekitar vagina untuk mempermudah persalinan.
  • Karena terendam dalam air, otot otot yang bekerja selama kehamilan akan lebih rileks sehingga persalinan akan berjalan lancar, karena rasanya seperti habis berenang, segar dan tak berkeringat.
  • Bayi lebih bersih karena tidak banyak darah yang keluar.
Persyaratan:
  • Lebih baik selalu didampingi suami, karena peran suami sangat penting dalam memberikan dukungan bagi ibu dan janin.
  • Latihan dilakukan rutin dari awal kehamilan.
  • Memiliki kemauan yang kuat dan rajin berlatih dirumah.
  • Keberhasilan metode ini sangat tergantung pada keseriusan ibu dalam mempersiapkan kelahiran.
  • Tidak dapat dilakukan oleh ibu yang memiliki panggul kecil , sehingga harus melahirkan dengan caesar.
  • Bila bayi beresiko sungsang lebih baik hindari melakukan waterbirth, karena harus dioperasi saecar.
  • Bila sang ibu memiliki penyakit herpes, bisa beresiko menularkan penyakit tersebut melalui mata, selaput lendir dan tenggorokan bayi, karena kuman herpes dapat bertahan di air.
  • Tidak dapat dilakukan jika air ketuban pecah terlebih dahulu. Karena dikhawatirkan air akan terminum oleh bayi dan tersangkut diparu parunya.
Tips melahirkan di air:
  1. Pertama-tama yang penting kemauan dan keyakinan untuk melahirkan di air.
  2. Mengikuti senam hamil saat kehamilan, untuk pernafasan dan kelenturan lubang vagina sehingga memudahkan kelahiran si bayi.
  3. Untuk media kolamnya Anda tidak perlu khawatir, karena biasanya rumah sakit yang melayani melahirkan di air menyediakan fasilitas untuk itu. Dan untuk menjaga kesterilan, setiap ibu mendapat 1 kolam.
  4. Menyiapkan data lengkap, seperti cek laboratorium.
Berikut ini beberapa tips yang harus Anda persiapkan untuk melahirkan di air:
  1. Sebelum memutuskan untuk melahirkan di air, terlebih dahulu diskusikan dengan dokter kandungan Anda. Apakah dokter dan pihak rumah sakit tempat Anda akan melahirkan telah dilengkapi dengan tub khusus untuk tempat melahirkan. Jika pihak rumah sakit tidak menyediakan tub spesial, mereka akan memberikan saran dimana rumah sakit yang menyediakan fasilitas melahirkan di air lengkap dengan fasilitasnya.
  2. Jika Anda memang sudah memilih untuk melahirkan di rumah sakit, pastikan bahwa rumah sakit tersebut mempunyai kebijakan yang waterbirth friendly dan bersedia menerima proses melahirkan di air.
  3. Siapkan segala sesuatunya, bahkan jika rumah sakit belum memiliki tub khusus untuk melahirkan di air, Anda harus mulai mencari referensi sejak sekarang.
Yang perlu Anda ketahui seputar persalinan di air:
  • Secara teknis, melahirkan di air sama saja dengan melahirkan secara normal, yang membedakan hanya tempatnya. Melahirkan di air menggunakan kolam bersalin khusus (birth pool) yang biasanya berukuran besar (berdiameter 2 meter).
  • Di dalam tub spesial tersebut terdapat benjolan-benjolan yang berfungsi untuk menahan posisi ibu saat melahirkan agar tidak terperosot. Ibu juga dapat mengatur posisinya sendiri saat melahirkan, misalnya sambil duduk, tiduran maupun berdiri, terserah bagaimana posisi nyaman si ibu.
  • Selain tub yang di desain secara spesial, fasilitas pendukung lainnya adalah pompa pengatur yang berfungsi agar air tetap bersirkulasi. Water heater agar air tetap hangat dan termometer untuk mengukur suhu kolam.
  • Ibu akan masuk ke dalam tub ketika sudah mencapai pembukaan 7. Prosesi melahirkan ini biasanya berlangsung lebih cepat yaitu 1,5 - 2 jam.
  • Kolam tempat untuk melahirkan harus berada dalam keadaan steril. Air yang dialirkan harus hangat dan steril, selain untuk menciptakan lingkungan yang sama dengan lingkungan di dalam rahim, air hangat juga dapat membunuh bakteri dan virus.
  • Air yang dialirkan biasanya sebatas payudara ibu, hal ini dimaksudkan agar dokter dapat tetap mengawasi kontraksi saat melahirkan terhadap si ibu. Suhunya juga disesuaikan dengan suhu tubuh, yaitu sekitar 37 derajat Celcius. Besarnya angka derajat itu memiliki kesamaan dengan air ketuban. Hal ini juga sangat baik untuk sang bayi, agar tidak merasakan perbedaan suhu yang ekstrem antara di dalam perut dengan di luar dan mencegah agar bayi tidak mengalami hipotermia (suhu tubuh terlalu rendah) atau hipertermia (suhu tubuh terlalu tinggi).
  • Airnya menggunakan air suling, sehingga pasien tidak perlu takut jika terminum. Selain itu, disajikan bebauan aromaterapi serta musik rileksasi.
  • Air hangat dapat membuat kulit vagina menjadi elastis sehingga proses kelahiran lebih mudah dan cepat. Kolam berisi air hangat itu, memberikan rasa nyaman, tenang, dan rileks. Sehingga membuat proses mengejan tidak terlalu berat. Air hangat juga mampu menghambat implus-implus saraf yang mengantarkan rasa sakit. Selain itu, vagina akan menjadi lebih elastis, dan lunak. Sehingga proses mengejan tidak perlu terlalu keras. Cukup pelan-pelan, bahkan bila lancar kemaluan tidak perlu dijahit.
  • Tenaga medis yang diperlukan untuk melahirkan di air diantaranya dokter kandungan, dokter anak, bidan, asisten bidan, perawat bayi, serta teknisi yang menjaga stabilitas generator kalau sewaktu-waktu mati.
  • Jangan panik ketika bayi beberapa saat berada di dalam air dan tidak menangis ketika telah keluar dari rahim ibu. Bayi akan tetap bernapas selama tali ari-ari masih tersambung dengan perut ibu. Melalui tali ari-ari ini bayi dapat tetap bernapas. Tali ari-ari akan segera di potong oleh dokter setelah bayi tidak berada di dalam air. Dan ketika bayi berada di permukaan maka bayi baru mulai bernapas dan menangis.
  • Setelah bayi lahir, pastikan si ibu mengangkat dan menggendong si bayi agar tercipta kontak antara ibu dan bayi. Dan sangat baik bagi para ibu, jika saat bayi lahir, Anda langsung menyusuinya.









PERSALINAN
logo scoll.jpg
OLEH :

NI NYOMAN ARI TRI WAHYUNI           001
LUH PUTU DIAN NARESWARI               004
LUH INTAN MIKAYANTI             009
IDA AYU MIRAH                                        011
NI PUTU NOPIAWATI                                012
NI KADEK RISKA PUSPARINI                017

SMK KESEHATAN PANCA ATMA JAYA
TAHUN 2010

No comments:

Post a Comment