Oley
Nama
: Kadek Ayu Ristianti
Nim:
13C11093
Kelas
: C
Prodi: S1 keperawatan
Tahun
Pelajaran 2013/2014
PENDAHULUAN
Religi mulai
muncul ketika manusia purba mulai hidup dengan tidak sekedar memenuhi kebutuhan
mempertahankan hidupnya.Perkembangan religi dimulai ketika manusia mulai dapat
menemukan perbedaan antara hal-hal yang hidup dan hal-hal yang mati. Satu
organisme dikatakan hidup ketika dapat bergerak, sedangkan satu organisme
dikatakan mati ketika tidak bergerak. Dari perbedaan tersebut kemudian manusia
purba mulai sadar atas keberadaan suatu kekuataan yang menggerakan tersebut
yaitu jiwa. Jiwa dianggap sebagai penggerak kehidupan manusia.Kepercayaan akan
adanya jiwa penggerak inilah bentuk kepercayaan manusia tertua yang kemudian
mengalami perubahan perlahan hingga akhirnya membentuk religi atau kepercayaan
mutakhir yaitu monoisme.Pada perkembangan mutakhir seiring dengan perkembangan
ilmu dan pengetahuan, kepercayaan bahwa penggerak kehidupan adalah jiwa mulai
meluntur karena manusia mulai menemukan penjelasan-penjelasan dari
ketidaktahuannya tentang penyebab gerak manusia adalah hukum-hukum alam. Dengan
demikian, dalam padangan yang pertama ini religi atau kepercayaan akan mulai
luntur atau menghilang seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.Untuk memperdalam mengenai pandangan ini berikut adalah bentuk-bentuk
perkembangan kepercayaan yang dimulai dari kepercayaan purba hingga mutakhir.
Kepercayaan pada masa prasejarah
tersebut pada dituangkan dalam dua kepercayaan animisme dan dinamisme.
·
Kepercayaan Animisme
percayaan animisme (dari bahasa
Latin anima atau "roh") adalah kepercayaan kepada makhluk
halus dan roh
merupakan asas kepercayaan agama yang mula-mula muncul di kalangan manusia primitif.
Kepercayaan animisme mempercayai
bahwa setiap benda di Bumi
ini, (seperti kawasan tertentu, gua, pohon
atau batu besar), mempunyai jiwa yang mesti dihormati agar semangat tersebut tidak
mengganggu manusia, malah membantu mereka dari semangat dan roh jahat dan juga
dalam kehidupan seharian mereka. Diperkirakan bahwa di provinsi Kalimantan
Barat masih terdapat 7,5 juta orang Dayak yang tergolong
pemeluk animisme. Selain dari pada jiwa dan roh yang mendiami di tempat-tempat
yang dinyatakan di atas, kepercayaan animisme juga mempercayai bahwa roh orang
yang telah mati bisa masuk ke dalam tubuh hewan, misalnya suku Nias
mempercayai bahwa seekor tikus yang keluar masuk dari rumah merupakan roh dari wanita yang telah
mati beranak. Roh-roh orang yang telah mati juga bisa memasuki tubuh babi atau harimau dan
dipercayai akan membalas dendam orang yang menjadi musuh bebuyutan pada masa
hidupnya. Kepercayaan ini berbeda dengan kepercayaan reinkarnasi
seperti yang terdapat pada agama Hindu dan Buddha, di mana dalam reinkarnasi, jiwa tidak pindah langsung
ke tubuh hewan lain yang hidup, melainkan melalui proses kelahiran kembali
kedunia dalam bentuk kehidupan baru. Pada agama Hindu dan Buddha juga terdapat
konsep karma yang
berbeda dengan kepercayaan animisme ini.
Ciri-Ciri Kepercayaan Animisme
1.
Pemberian sesaji untuk para roh.
2.
Penyembelihan hewan qurban untuk para roh.
3.
Berkeyakinan di sekitar tempat tinggal manusia
banyak roh.
Kepercayaan Dinamisme
Istilah
dinamisme berasal dari kata dinamo artinya kekuatan. Dinamisme adalah
paham/kepercayaan bahwa pada benda-benda tertentu baik benda hidup atau mati
bahkan juga benda-benda ciptaan (seperti tombak dan keris) mempunyai kekuatan
gaib dan dianggap bersifat suci. Benda suci itu mempunyai sifat yang luar biasa
(karena kebaikan atau keburukannya) sehingga dapat memancarkan pengaruh baik
atau buruk kepada manusia dan dunia sekitarnya. Bagi manusia yang
memiliki suatu benda yang diyakini berkekuataan gaib dan dianggap suci ini akan
dapat dianggap memiliki keunggulan ataupun keburukan tertentu. Dengan demikian,
dinamisme dapat dikatakan lahir dari kesadaran akan kelemahan manusia yang
kemudian membutuhkan objek lainnya untuk menguatkannya.
Benda-benda
yang dianggap memiliki kekuatan gaib dan dianggap suci ini disebut fetisyen
yang berarti benda sihir. Benda-benda yang dinggap suci ini, misalnya pusaka,
lambang kerajaan, tombak, keris, gamelan, cincin, kalung dan sebagainya akan
membawa pengaruh baik bagi masyarakat; misalnya suburnya tanah, hilangnya wabah
penyakit, menolak malapetaka, dan sebagainya. Antara fetisyen
dan jimat tidak terdapat perbedaan yang tegas. Keduanya dapat berpengaruh baik
dan buruk tergantung kepada siapa pengaruh itu hendak ditujukan.Bagi anggota
masyarakat yang masih menganut dinamisme sebuah keris tertentu bisa jadi dapat
dianggap memiliki suatu kekuatan gaib seperti membuat lawan jenis tertarik atau
jatuh cinta kepada pemilik keris, membuat si pemilih keris dapat menghilang
atau tidak terlihat, memberikan usaha yang lancar dan sebagainya. Pada umumnya
keris-keris fetisyen in memerlukan perawatan yang lebih dibandingkan
keris-keris biasa lainnya seperti secara berkala dalam waktu-waktu tertentu
keris tersebut perlu dimandikan dan diberikan sajen.
Dari hal diatas cirri-ciri
Dinamisme adalah sebagai berikut
·
Menganggap benda-benda mati maupun hidup seperti
tombak, keris, pohon dan lain-lain mempunyai kekuatan yang bersifat suci
·
dinamisme dapat dikatakan lahir dari kesadaran
akan kelemahan manusia yang kemudian membutuhkan objek lainnya untuk
menguatkannya.
·
Benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan
gaib dan dianggap suci ini disebut fetisyen
No comments:
Post a Comment