Wednesday, January 23, 2013


ANTIBIOTIKA


A.DEFINISI
Antimikroba ( AM ) adalah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia. Dalam pembicaraan disini, yang dimaksudkan dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit.
Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotik dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam praktek sehari-hari AM sintetik yang tidak diturunkan dari produk mikroba ( misalnya sulfonamid dan kuinolon ) juga sering digolongkan sebagai antibiotik.
Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba, penyebab infeksi pada manusia, ditentukan harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin. Artinya, obat tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes. Sifat toksisitas selektif yang absolut belum atau mungkin juga tidak akan diperoleh.


B. AKTIVITAS DAN SPEKTRUM ANTIMIKROBA.

v   FUNGSI

Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antimikroba yang bersifat menghambat pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik ; dan ada ynag bersifat membunuh mikroba, dikenal sebagi aktivitas bakterisid. Kadar minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroba atau membunuhnya, masing-masing dikenal sebagai kadar hambat minimal (KHM) dan kadar bunuh minimal (KBM). Antimikroba tertentu aktivitasnya dapat meningkat dari bakteriostatik menjadi bakterisid bila kadar antimikrobanya ditingkatkan melebihi KHM.
Sifat antimikroba dapat berbeda satu dengan yang lainnya. Umpamanya, penisilin G bersifat aktif terutama terhadap bakteri gram-positif, sedangkan baktri gram-negatif pada umumnya tidak peka (resisten) terhadap penisilan G ; streptomisin memiliki sifat yang sebaliknya ; tetrasiklin aktif terhadap beberapa bakteri gram-positif maupun bakteri gram-negatif, dan juga terhadap Rickettsia dan Chlamydia. Berdasarkan perbedaan sifat  ini antimikroba dibagi menjadi dua kelompok, yaitu berspektrum sempit (umpamanya : bensil penisilin dan streptomisin), dan berspektrum luas (umpamanya tetrasilkin dan kloramfenikol). Batas antara kedua jenis spektrum ini terkadang tidak jelas.
Walaupun suatu antimikroba berspektrum luas, efektivitas kliniknya belum tentu seluas spektrumnya sebab efektivitas maksimal diperoleh dengan menggunakan obat terpilih untuk infeksi yang sedang dihadapi terlepas dari efeknya terhadap mikroba lain. Di samping itu antimikroba berspektrum luas cenderung menimbulkan superinfeksi oleh kuman atau jamur yang resisten. Di lain pihak pada septikemia yang kausanya belum diketahui diperlukan antimikroba yang berspektrum luas sementara menunggu hasil pemeriksaan mikrobiologik.


C. MEKANISME KERJA ANTIMIKROBA

Pemusnahan mikroba dengan antimikroba yang bersifat bakteriostatik masih tergantung  dari kesanggupan reaksi daya tahan tubuh  hospes. Peranan lamanya kontak antara mikroba dengan antimikroba dalam kadar efektif juga sangat menentukan untuk mendapatkan efek ; khususnya pada tuberkulostatik.
Berdasarkan mekanisme kerjanya, antimikroba dibagi dalam lima kelompok :
(1) yang mengganggu metabolisme sel mikroba;
(2) yang menghambat sintetis dinding sel mikroba;
(3) yang mengganggu permeabilitas membran selmikroba;
(4) yang menghambat sintesis protein sel mikroba.
(5) yang menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba.

      # Antimikroba yang menghambat metabolisme sel mikroba. Antimikroba yang termasuk dalam kelompok ini ialah sulfonamid, trimetoprim,asam p-aminosalisilat (PAS) dan sulfon. Dengan mekanisme kerja ini diperoleh efek bakteriostatik.
 Mikroba membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya. Berbeda dengan mamalia yang mendapatkan asam folat dari luar, kuman fatogen harus mensintesis sendiri asam folat dari asam para amino benzoat (PABA) untuk kebutuhan hidupnya. Apabila sulfonamid atau sulfon menang bersaing dengan PABA untuk diikutsertakan dalam pembentukan asam folat, maka terbentuk analog asam folat yang nonfungsional. Akibatnya, kehidupan mikroba akan terganggu. Berdasarkan sifat kompetisi, efek sulfonamid dapat diatasi dengan meningkatatkan kadar PABA.
Untuk dapat bekerja, dihidrofolat harus diubah menjadi bentuk aktifnya yaitu asam tetrahidrofolat. Enzim dihidrofolat reduktase yang berperanan  disini dihambat oleh trimetropi, sehingga asam dihidrofolat tidak dapat direduksi menjadi asam tetrahidropolat yang fungsional.
PAS merupakan analog PABA, dan bekerj adnega menghambat sintesis asam folat pada M. tuberculosis. Sulfonamid tidak efektif terhadap M. tuberculosis dan sebaiknya PAS tidak efektif terhadap bakteri yang sensitif terhadap sulfonamid. Perbedaan ini mungkin disebabkan perbedaan enzim untuk sintesis asam folat yang bersifat sangat khusus bagi masing-masing jenis mikroba.

           # Antimikroba yang menghambat sintesis dinding sel mikroba. Obat yang termasuk dalam kelompok ini ialah penisilin, sefalosporin, basitrasin, vankomisin dan sikloserin. Dinding sel bakteri, terdiri dari polipeptidoglikan yaitu suatu kompleks polimer mukopeptida (glikopeptida). Sikloserin menghambat reaksi yang paling dini dalam proses sintesis dinding sel ; diikuti berturut-turut oleh basitrasin, sporin, ynag menghambat reaksi terakhir (transpeptidasi) dalam rangkaian reaksi tersebut. Oleh karena tekanan osmotik dalam sel kuman lebih tinggi daripada di luar sel maka kerusakan dinding sel kuman akan menyebabkan terjadinya lisis, yang merupakan dasar efek bakterisidal pada kuman yang peka.

           # Antimikroba yang mengganggu keutuhan membran sel mikroba. Obat yang termasuk dalam kelompok ini ialah polimiksin, golongan polien serta berbagai antimikroba kemoterapeutik, umpamanya antiseptik surface active agents. Polimiskin sebagai senyawa amonium-kuaterner dapat merusak membran sel setelah bereaksi dengan fosfat pada fosfolipid membran sel mikroba. Polimiskin tidak efektif terhadap kuman gram-positif karena jumlah fosfor bakteri ini rendah. Kuman gram-negatif yang menjadi resisten terhadap polimiskin, ternyata jumlah fosfornya menurun. Antibiotik polien bereaksi dengan struktur sterol yang terdapat pada memebran sel fungus sehingga mempengaruhi permeabilitas selektif membran tersebut. Bakteri tidak sensitif terhadap antibiotik polien, karena tidak memiliki struktur sterol pada membran selnya. Antiseptik yang mengubah tegangan permukaan (  surface active agents ), dapat merusak permeabilitas selektif dari membran sel mikroba . kerusakan membran sel menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel mikroba yaitu protein, asam nukleat, nukleotida dan lain-lain.

# Antimikroba yang menghambat sintesis protein sel mikroba. Obat yang termasuk dalam kelompok ini ialah golongan aminoglikosid, makrolid, linkomisin, tetrasiklin dan kloramfenikol. Untuk kehidupannya, sel mikroba perlu mensintesis berbagai protein. Sitesis protein berlangsung di ribosom, dengan bantuan mRNA dan tRNA. Pada bakteri, ribosom terdiri atas 2 sub unit , yang berdasarkan konstanta sedimentasi dinyatakan sebagai ribosom 3OS dan 5OS. Untuk berfungsi pada sintesis protein, kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai mRNA menjadi ribosom 7OS. Penghambatan sintesis protein terjadi dengan berbagai cara.
Streptomisin berikatan dengan komponen ribosom 3OS dan menyebabkan kode pada mRNA salah dibaca oleh tRNA pada waktu sintesis protein. Akibatnya akan terbentuk protein yang abnormal dan nonfungsional bagi sel mikroba.
Antibiotik aminoglikosid lainnya  yaitu gentamisin, kenamisin, dan neomisin memiliki mekanisme kerja yang sama, namun proteinnya berbeda.
Eritromisin berikatan denga ribosom 5OS dan menghambat translokasi kompleks tRNA-peptida dari lokasi asam amino ke lokasi peptida. Akibatnya, rantai polipeptida tidak dapat diperpanjang karena lokasi asam amino tidak dapat menerima kompleks tRNA – asam amino yang baru.
Linkomisin juga berikatan dengan ribosom 5OS dan menghambat sintesis protein.
Tetrasiklin berkaitan dengan ribosom 3OS dan menghalangi masuknya kompleks tRNA – asam amino pada lokasi asam amino.
Kloramfenikol berikatan dengan ribosom 5OS dan menghambat pengikatan asam amino baru pada rantai polipeptida oleh enzim peptidil transferase.

# Antimikroba yang menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba. Antimikroba yang termasuk dalam kelompok ini adalah rifampisin, dan golongan kuinolon. Yang lainnya walaupun bersifat anti mikroba, karena sifat sitotoksisitasnya, pada umumnya hanya digunakan sebagai obat anti kanker; tetapi beberapa dalam kelompok terakhir ini dapat pula digunakan sebagai antivirus.Yang akan dikemukakan disini hanya mekanisme kerja obat yang berguna sebagai anti mikroba, yaitu rifampisin dan golongan  kuinolon.
Rifampisin, salah satu derivat rifamisin, berikatan dengan enzim polimerase- RNA (pada sub-unit) sehingga menghambat sintesis RNA dan DNA oleh enzim tersebut. Golongan kuinolon menghambat enzim DNA girase pada kuman yang fungsinya menata kromoson yang sengat panjang menjadi bentuk spiral hingga bisa muat dalam sel kuman yang kecil.


D. EFEK SAMPING

Efek samping penggunaan AM dapat dikelompokkan menurut reaksi alergi, reaksi idiosinkrasi, reaksi toksik serta perubahan biologik dan metabolik pada hospes.

v REAKSI ALERGI.
Reaksi alergi dapat ditimbulkan oleh semua antibiotik dengan melibatkan sistem imun tubuh hospes; terjadinya tidak bergantung pada besarnya dosis obat. Manifestasi dan derajat beratnya reaksi dapat berpariasi.
Prognosis reaksi sering kali susah diramalkan walaupun didasarkan atas riwayat alergi pasien. Orang yang pernah mengalami reaksi alergi, umpamanya oleh penisilin, tidak selalu mengalami reaksi itu kembali ketika diberikan obat yang sama. Sebaliknya orang tanpa riwayat alergi dapat mengalami reaksi alergi pada penggunaan ulang penisilin. Reaksi alergi pada kulit akibat penggunaan penisilin dapat menghilang sendiri, walaupun terapinya diteruskan. Peristiwa ini mungkin berdasarkan pada desensitisasi. Tetapi pada kejadian reaksi yang lebih berat daripada eksantem kulit, tidaklah bijaksana untuk meneruskan terapi; sebab makin berat sifat reaksi pertama makin besar kemungkinan timbulnya reaksi yang lebih berat pada pemberian ulang, berupa anafilaksis, dermatitis eksfoliativa, angioudema dan lain-lain.

v REAKSI IDIOSINKRASI
Gejala ini merupakan reaksi abnormal yang diturunkan secara genetik terhadap pemberian antimikroba tertentu. Sebagai contoh, 10% pria berkulit hitam akan mengalami anemia hemolitik berat bila mendapat primakuin. Ini disebabkan mereka kekurangan enzim G6PD.

v REAKSI TOKSIK
AM pada umumnya bersifat toksik-selektif, tetapi sifat ini relatif. Efek toksik pada hospes dapat ditimbulkan oleh semua jenis AM. Yang mungkin dapat dianggap relatif tidak toksik sampai ini adalah golongan penisilin. Dalam menimbulkan efek toksik, masing-masing AM dapat memiliki predileksi terhadap organ atau sistem tertentu pada tubuh hospes.
Golongan aminoglikosida pada umumnya bersifat toksik terutama terhadap Nervus octavus. Golongan tetrasiklin cukup terkenal dalam mengganggu pertumbuhan jaringan tulang, termasuk gigi, akibat deposisi kompleks tetrasiklin kalsium-ortopospat. Dalam dosis besar obat ini bersifat hepatotoksik , terutama pada pasien pielonefritis dan wanita hamil. Yang dikemukakan diatas ini , hanya merupakan beberapa contoh saja.
Disamping faktor jenis obat berbagai faktor dalam tubuh dapat turut menentukan terjadinya reaksi toksik antara lain :fungsi organ/sistem tertentu sehubungan dengan biotrasnpormasi dan ekskresi obat.



v PERUBAHAN BIOLOGIK DAN METABOLIK
Pada tubuh   hospes, baik yang sehat maupun yang menderita infeksi, terdapat populasi mikroflora normal. Dengan keseimbangan ekologik, populasi mikroflora tesebut biasanya tidak menunjukkan sifat patogen. Penggunaan AM, terutama yang berspektrum lebar, dapat mengganggu keseimbangan ekologik mikroflora sehingga jenis mikroba yang meningkat jumlah populasi dapat menjadi patogen. Gangguan keseimbangan ekologik mikroflora normal tubuh dapat terjadi disaluran cerna, nafas dan kelamin, dan pada kulit. Pada beberapa keadaan perubahan ini dapat menimbulkan superinfeksi yaitu suatu infeksi baru yang terjadi akibat terapi infeksi primer dengan suatu AM.
Pada pasien yang lemah, superinfeksi potensial dapat sangat berbahaya, sebab kebanyakan mikroba penyebab superinfeksi biasanya ialah kuman gram - negatif dan stafilokok yang multi - resisten terhadap obat, Candida serta fungus sejati.
Faktor yang memudahkan timbulnya superinfeksi ialah :
1.     Adanya faktor atau penyakit yang mengurangi daya tahan pasien.
2.     Penggunaan antimikroba terlalu lama.
3.     Luasnya spektrum aktivitas antimikroba obat, baik tunggal ataupun dalam kombinasi.
Jika terjadi superinfeksi, tindakan yang perlu diambil untukmengatasinya ialah :
1.     Menghentikan terapi dengan AM yang sedang digunakan.
2.     Melakukan biakan mikroba penyebab superinfeksi.
3.     Memberikan suatu AM yang efektif terhadap mikroba tersebut.
Selain menimbulkan perubahan biologi tersebut, penggunaan AM tertentu dapat pula menimbulkan gangguan nutrisi atau metabolik, umpamanya gangguan absorpsi zat makanan oleh neomisin.


CINTOH KASUS DAN PENANGANANYA

Terapi antibiotika pada masa kehamilan dan post partum
Infeksi yang terjadi selama masa kehamilan dan post partum dapat disebabkan oleh kombinasi berbagai mikro organisma, termasuk Basillus, dan Kokkus jenis aerob dan anaerob. Antibiotika haruslah dimulai berdasarkan pengamatan terhadap klien. Jika tidak ditemui adanya respon klinis, perlu dilakukan kultur dari cairan vagina atau uterus, pus atau urine, sehingga dapat membantu memilih jenis antibiotika lainnya.
Infeksi uterus dapat terjadi setelah aortus atau persalinan, merupakan salahsatu penyebab utama kematian ibu. Antibiotika spektrum luas kadang dibutuh kan untuk mengobati infeksi ini. Pada kasus-kasus abortus yang tidak aman dan persalinan yang tidak dilakukan pada fasilitas kesehatan, perlu diberikan Profilaksis antitetanus.

ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS

Antibiotika Profilaksis diberikan untuk membantu mencegah infeksi. Pemberian Antibiotika Profilaksis 30mnt sebelum mulai suatu tindakan, jika memungkinkan akan membuat kadar antibiotika dalam darah yang cukup pada saat dilakukan tindakan. Perkecualian untuk hal ini adalah oprasi SC, dimana Antibiotika Profilaksis sebaiknya diberikan sewaktu tali pusat dijepit setelah bayi dalahirkan. Satu kali dosis pemberian Antibiotika Profilaksis sudah mencukupi atau tadak, kurang efektif dibandingkan dengan tiga dosis atau pemberian antibiotika selama 24 jam. Jika tindakan berlangsung lebih dari 6 jam atau kehilangan darah mencapai 1500ml atau lebih, berikan dosis Antibiotika Profilaksis yang kedua untuk menjaga kadar nya dalam darah selama tindakan berlangsung.

ANTIBIOTIKA TERAPEUTIK

  • Sebagai pertahanan pertama terhadap infeksi serius, berikan kombinasi Antibiotika :
Ø  Ampisilan 2g I.V setiap 6 jam.
Ø  Ditambah gentamisin 5mg/kg BB I.V setiap 24 jam.
Ø  Ditambah metronidazol 500mg I.V setiap 8 jam.

Catatan: infeksi tidak seberapa parah amoksilin 500mg/oral setiap 8 jam dapat digunakan sebagai pengganti ampisilin, metronidazol juga diberikan peroral

  • Jika respon klinis terlihat buruk setelah 48 jam, pastikan dosis antibiotioka yang cukup diberikan, evaluasi sumber-sumber infeksi lainnya secara menyeluruh atau pikirkan untuk mengganti pilihan pengobatan berdasarkan laporan sensitivitas mikroba ( tambahkan obat lainnya untuk mengpbati bakteri anaerob, jika belum diberikan )

  •  Jika fasilitas kultur tidak tersedia, periksa ulang sempel pus, khusunya dari daerah pelvis, dan untuk penyebab noninfeksi, seperti trombosis vena dalam dan vena pelvis.

  • Pertimbangkan kemungkinan infeksi akibat organisme yang resisten terhadap kombinasi obat diatas :

ü  Jika dicurigai infeksi stafilokokus tambahkan :
-        kloksasilin 1g I.V. setiap 4 jam.
-        Atau vankomisin 1g I.V setiap 12 jam melalui infus selama 1 jam.
ü  Jika dicurigai infeksi klostridial atau stretokokus hemolitik grup A, tambahkan penisilin 2juta unit I.V. setiap 4 jam.
ü  Jika bukan salah satu kemungkinan diatas, tambahkan seftriakson 2g I.V. 24 jam.

Catatan : untuk menghindari terjadinya flebitis, tempat infus sebaiknya diganti setiap 3 hari atau jika terdapat tanda peradangan.

ü  Jika masih infeksi, evaluasi sumber infeksi.

Untuk pengobatan metritis , kombinasi antibiotiuka biasanya dilanjutkan sampai ibu tersebut bebas deman selama 48 jam. Hentikan antibiotika sekali ibu tersebut bebas demam selama 48 jam. Tidak perlu ditambah antibiotika oral, karena belum terbukti adanya keuntungan tambahan. Ibu dengan infeksi pada aliran darahnya akan membutuhkan antibiotika paling sedikit untuk 7 hari.


CONTOH KASUS.

KASUS 1. IBU HAMIL DENGAN KASUS KPD ( ketuban pecah dini )
              Penanganan :
o   Rawat dirumah sakit.
o   Jika ada tanda-tanda infeksi ( demam, cairan vagina berbau), berikan antibiotika kombinasi sampai persalinan :
-        ampisilin 2g I.V. setiap 6 jam ditambah gentamisin 5mg/kg BB I.V. setiap 24 jam.
-        Jika persalinan pervaginam, hentikan antibiotika paska persalinan.
-        Jika SC lanjutkan antibiotika dan berikan metronidazol 500mg I.V. setiap 8 jam sampai bebas demam selama 48 jam.
o    Jika tidak ada infeksi dan kehamilan < 37minggu :
-        Berikan antibiotika untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin :
~ ampisilin 4x 500mg selama 7 hari ditambah eritromisin 250 mg per oral 3x perhari selama 7 hari.
-        Berikan kortikosteroid kepada ibu untuk memperbaiki pematangan paru janin.:
~ Betametason 12ng I.M. dalam 2 dosis setiap 12 jam,
~ atau dexametason 6mg I.M dalam 4 dosis setiap 6 jam
            Catatan: jangan berikan kortikosteroi jika ada infeksi.
           
  • Jika tidak terdapat infeksi dan kehamilan >37 minggu:
-        jika ketuban telah pecah > 18 jam, berikan antibiotika profilaksis. Untuk mengurangi resiko infeksi streptokokus grup B :
~ ampisilin 2g I.V. setiap 6 jam.
~ atau penisilin G 2 juta unit I.V setiap 6 jam sampai persalinan, jika tidak ada infeksi paska persalinan, hentikan antibiotika.

KASUS 2. PENDERITA DENGAN SYOCK ANAFILAKTIK.

PENANGANAN  :
Ø  Baringkan klien pada posisi kaki lebih tinggi dari kepala ( posisi trendelenburg)
Ø  Suntik segera adrenalin bi tatras ( 1: 1000 ) sejumlah 0,4cc – 0,6 cc ( 4-6 strip ) sub cutan, pada bagian tubuh yang mudah dicapai.
Ø  Pasang segera infus RL / glucose 5% , teteskan 12 tetes per menit untuk memudahkan tindakan selanjutnya. Pasang oksigen.
Ø  Amati kesadaran, denyut nadi, tekanan darah, dan frekuensi pernafasan, apakah ada tanda-tanda kemajuan.
Ø  Bila tidak ada kemajuan ( tanda-tanda syock masih ada ), ulangi pemberian adrenalin bi tatras (1:1000 ) sejumlah 0,4 cc – 0,6 cc setiap 10 – 15 menit sub cutan, maksimal 3 x.
Ø  Sementara itu siapkan transportasi untuk merujukbila tidak terdapat tanda-tanda kemajuan.

















SUMBER- SUMBER PEDOMAN.

  • Farmakologi dan terapi edisi 4, Fak. Kedokteran U I th 1995.

  • Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, jakarta, 2002


  • Pedoman tatalaksana syock anafilaktik di puskesmas, Dep. Kes 1989.





 






tugas ibu prama

                KATA PENGANTAR

“Om Swastiastu “
                              Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan limpahan rahmat dan karunia-Nya  kami dapat menyelesaikan laporan  Pengamatan  di Museum Gunarsa Laporan ini sengaja kami susun dengan maksud untuk mempermudah dan pengetahuan tentang Gambelan Semar Pagulingan di Museum Gunarsa . Kami berharap agar laporan ini dapat membantu kita untuk  menambah pengetahuan tentang gambelan semar Pegulingan di museum gunarsa Sehingga Gamelan semar Pagulingan tetap dikenal oleh semua kalangan, termasuk kalangan muda.
                        Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah kami untuk menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berjasa memberikan motivasi dalam rangka menyelesaikan laporan ini . Untuk itu kami  mengucapkan terima kasih kepada :
1.     Ibu Prama Yanti yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam penyusununan laporan
2.     Bapak  Gusti Ngurah Mayun yang telah memandu kami dalam melakukan pemgamatan di Museum Gunarsa
                        Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait, yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini. Akhir kata, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam laporan ini, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan

Semarapura , 31 Maret 2012
Penyusun



 













DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................  1
DAFTAR ISI ......................................................................................................  2
BAB I : PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG......................................................................................... 3
TUJUAN ............................................................................................................ 3
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................................. 4
BAB III
KESIMPULAN .................................................................................................. 7
SARAN............................................................................................................... 7












GAMBELAN SEMAR PAGULINGAN DI MUSEUM GUNARSA
BAB I
                                                            PENDAHULUAN         

1.1 Latar Belakang
         

            Museum Gunarsa adalah Museum yang diresmikan oleh mentri pendidikan pada tahun 1994, di Museum ini dipajang berbagai lukisan klasik Bali baik dari peninggalan zaman dahulu maupun yang baru hasil karya dari pemiliknya I Nyoman Gunarsa. Selain menyimpan berbagai lukisan klasik, Museum Gunarsa juga menyimpan berbagai benda yang merupakan bagian dari kebudayaan bali seperti acra-arca, kerangka rumah adat bali, barong, topeng-topeng, instrument gambelan  bali dan lain-lain. Nah yang akan kami bahas pada laporan ini mengenai ”Gambelan Semar Pagulingan Di Museum Gunarsa” . secara umum pengertian Gambelan adalah ansambel musik dari Indonesia, biasanya dari pulau Bali atau Jawa, menampilkan berbagai instrumen seperti metalofon, xylophone, drum dan gong, seruling bambu, membungkuk dan memetik senar. Kami memilih Gambelan Semar Pagulingan sebagai judul karena gambelan Semar Pagulingan merupakan salah satu  gambelan  golongan madya  yang saat ini sangat jarang kita temui pada upacara-upacara piodalan agama Hindu, sehingga banyak kalangan muda yang kurang tahu tentang keberadaan gambelan ini. Biasanya gambelan ini dimainkan pada waktu raja-raja akan tidur, selain itu Gamelan Semar Pagulingan  ini  juga dipergunakan untuk mengiringi tari leko dan gandrung yang semula dilakukan oleh abdi raja-raja kraton. Keistimewaan gamelan ini adalah pada multifungsi dalam segala gending. Baik gending Semar Pagulingan, gending Pelegongan, gending Angklung, gending iringan Tari Lepas dan gending iringan Wayang Kulit
            Pengamatan ini kami laksanakan pada tanggal 2 Maret 2012 yang bertempat di Museum Gunarsa desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan kurang lebih   pada pukul 13.00 WITA
             
                       
1.2 Tujuan
a)     Untuk mengetahui sejarah gambelan Semar Pagulingan di Museum Gunarsa
b)     Untuk mengetahahui instrumen-instrumen pada gamelan Semar Pagulingan
c)     Untuk mengetahui laras yang digunakan pada gamelan Semar Pagulingan
d)     Untuk mengetahui perbedaan gambelan Semar Pagulingan dengan  Gambelan Gong kebyar  
e)     Untuk mengetahui  gending-gending yang ada dalam gambelan Semar  Pagulingan









BAB II
ISI


2.1 Sejarah Gambelan Semar Pegulingan yang terdapat di Museum Gunarsa
            Gamelan Semar Pegulingan ini berasal dari Puri Agung Karangasem, yang dibeli langsung dari A.A Ketut Sanjaya (kluarga Puri ) lewat pihak ke II bernama Bapak Nyoman Tangis secara sah, karena telah bermatrai tahun 2000. Pada zaman dahulu gamelan ini biasanya untuk mengikuti tarian legong di Istana . Sebelumnya gambelan ini sudah ditawarkan ke berbagai tempat seperti di Kuta,  Ubud, bahkan pernah ditawar oleh seka gong Sekar Jaya dari Amerika dan juga Museum wayang dari Jerman. Tetapi pada akhirnya gambelan ini ditawarkan kepada Museum Seni Klasik Bali Nyoman Gunarsa Klungkung. Setelah melalui transaksi dan kesepakatan  maka  gambelan kini menjadi koleksi dan sekaligus sebagai aset bangsa yang sangat berharga di Museum ini
2.2 Instrumen-instrumen Gambelan Semar Pagulingan di Museum Gunarsa
           
Jumlah
Satuan
Instrumen
1
buah
trompong dengan 12 pencon
2
buah
gender rambat berbilah 14
2
buah
gangsa barungan berbilah 14
2
tungguh
2
tungguh
2
tungguh
2
tungguh
jublag, masing-masing berbilah 7
2
buah
kendang kecil
2
buah
2
buah
Kleneng
1
buah
kempur (gong kecil)
1
pangkon
1
buah
1-2
buah
1-2
buah

2.3 Laras Gambelan Semar Pegulingan
            Semar Pagulingan memakai laras pelog 7 nada, terdiri dari 5 nada pokok dan 2 nada pamero. Repertoire dari gambelan ini hamper, keseluruhannya diambil dari Pegambuhan (kecuali gending leko ) dan semua melodi-melodi yang menggunakan 7 nada dapat segera ditransfer ke dalam Semar Pagulingan

2.4 Gending-Gending dalam Gambelan Semar Pagulingan
v  Tabuh gari
v  Terong
v  Langsing tuban
v  Subandar
v  Semaradas
v  Lengker
v  Bremara
v  Lasem
v  Bapang selisir
v  Tangis
v  Sekar gadung

2.5 Perbedaan gambelan Semar Pagulingan dengan Gambelan lain
            Perbedaan gambelan Semar pagulingan dengan Gambelan lainnya seperti Gambelan Gong Kebyar adalah terlihat pada tempo dari masing-masing Gambelan ini , kalau Gambelan Semar Pagulingan temponya lambat sehingga suara yang dihasilkan terdengar lembut sedangkan Gambelan Gong Kebyar temponya cepat sehingga suara yang dihasilkan terdengar Keras
BAB III
KESIMPULAN
            Dari pengamatan yang kami lakukan di Museum Gunarsa dapat disimpulkan bahwa Gambelan Semar Pagulingan merupakan salah satu  gambelan  golongan madya  yang saat ini sangat jarang kita temui pada upacara-upacara piodalan agama Hindu, sehingga banyak kalangan muda yang kurang tahu tentang keberadaan gambelan ini. Biasanya gambelan ini dimainkan pada waktu raja-raja akan tidur, selain itu Gamelan Semar Pagulingan  ini  juga dipergunakan untuk mengiringi tari leko dan gandrung yang semula dilakukan oleh abdi raja-raja kraton.Gambelan Semar Pagulingan di Museum Gunarsa merupakan      Gambelan yang  berasal dari Puri Agung Karangasem, yang dibeli langsung dari A.A Ketut Sanjaya (kluarga Puri ) lewat pihak ke II bernama Bapak Nyoman Tangis secara sah, karena telah bermatrai tahun 2000.Selain itu Gambelan Semar Pagulingan tersebut menggunakan laras slendro yang terdiri dari 7 nada,  5 nada pokok dan 2 Nada paremo




SARAN
1.       Tinggkakan kebersihan  di  Museum Gunarsa dan tingkatkan  perawatan barang-barang yang ada di Museum Gunarsa sehingga barang-barang yang dipajang dimuseum Gunarsa tidak lapuk oleh waktu




tugas kep. anak ibu dan lansia


TUGAS KEPERAWATAN ANAK, IBU, DAN LANSIA
TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK



NAMA KELOMPOK
1.     KADEK AYU RISTIANTI (02)
2.     I MADE EKA SUDARSANA (08)
3.     NI MADE LINDA DAMAYANTI PRASTIKA SARI (10)
4.     PUTU DEDI PRASETYA (14)
5.     NI PUTU PARAMITA INDAH SARI (15)
6.     NI MADE AYUNI KRISNANTARI (21)
7.     NI KOMANG SRI RAHAYU (22)
8.     KADEK JUNIARI DWIJAYANTI (25)
9.     NI LUH SEMARA WATI (27)
10.  NI PUTU AYU SARININGSIH (28)






TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK
Pendahuluan
          Setiap orangtua tentu berkeinginan agar anaknya dapat tumbuh kembang optimal, yaitu agar anaknya dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi genetik yang ada pada anak tersebut. Hal ini dapat tercapai apabila kebutuhan dasar anak ( asah, asih, dan asuh ) terpenuhi. Kebutuhan dasar anak harus dipenuhi yang mencakup imtaq, perhatian, kasih sayang, gizi, kesehatan, penghargaan, pengasuhan, rasa aman / perlindungan, partisipasi, stimulasi dan pendidikan ( asah, asih dan asuh ). Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi sejak dini, bahkan sejak bayi berada dalam kandungan.(5) Untuk itulah dalam perkuliahan ini akan dibahas mengenai pemantauan tumbuh kembang neonatus terutama pada pertumbuhan fisik pada neonatus baik BB dan TB dengan menggunakan Denver Development Stress Test (DDST).

A.    Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
1.       Pertumbuhan
·       Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara  kuantitatif dapat di ukur  (whalley dan wong 2000).
·       Pertumbuhan adalah adanya perubahan dalam jumlah akibat pertambahan sel dan pembentukan protein baru sehngga meningkatkan jumlah dan ukuran sel diseluruh bagian tubuh.
2.       Perkembangan
·       Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat di capai melalui    proses belajar dan pematangan
·       Perkembangan adalah pertumbuhan dan perluasan secara peningkatan sederhana menjadi kompleks dan meluasnya kemampuan indifidu untuk berfungsi dengan baik.
     
B.    Prinsip prinsip tumbuh kembang
1.       Pertumbuhan adalah proses yang terus menerus yang di tentukan oleh beberapa faktor
2.       Semua tumbuh kembang manusia mengikuti pola yang sama
3.       Belajar merupakan salah satu  bantuan atau gangguan proses kedewasaan
4.       Perkembangan bagian lain mempunyai karakteristik sendiri
5.       Tumbang semakin bertambah dengan berbagai perbedaan

C.    Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

1.       Faktor herediter
·     Jenis kelamin 
     Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak wanita berbeda  

·     Ras
     Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan anak      keturunan  bangsa  Asia.


2.       Faktor lingkungan

·     Pengaru budaya
     kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan adat kebiasaan dan tingkah l  aku dalam merawat dan mendidik anak.
·     Status sosial dan kehidupan ekonomi keluarga
     keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi pola asuhan terhadap anak.      Misalnya orang tua yang mempunyai pendidikan cukup mudah menerima dan      menerapkan ide-ide utuk pemberian asuhan terhadap anak
·     Nutrisi
     untuk tumbuh kembang, anak memerlukan nutrisi yang adekuat yang didapat dari makan      yang    bergizi. Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan karena pemasukan nutrisi yang         kurang baik kualitas   maupun kuantitas, aktivitas fisik yang terlalu aktif, penyakit-    penyakit fisik yang menyebabkan nafsu        makan berkurang, gangguan absorpsi usus serata keadaan emosi yang menyebabkan berkurangnya      nafsu makan.
·     Olahraga atau latihan fisik
     olahraga dapat meningkatkan sirkulasi, aktivitas fisiologi, dan menstimulasi terhadap   perkembangan otot-otot.


·     Urutan anak dalam keluarga

kelahiran anak pertama menjadi pusat perhatian keluarga, sehingga semua kebutuhan     terpenuhi baik fisik, ekonomi, maupun sosial.

3.       Faktor internal                                                                       
·       Kecerdasan

Pada umumnya anak yang mempunyai intelegensi tinggi, perkembangannya akan lebih baik jika dibandingkan dengan yang mempunyai intelegensi kurang.
·       Pengaruh hormon

Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu: somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang sel otak pada masa pertumbuhan, berkuragnya hormon ini dapat menyebabkan gigantisme; hormon tiroid, mempengaruhi pertumbuhan, kurangnya hormon ini apat menyebabkan kreatinisme; hormon gonadotropin, merangsang testosteron dan merangsang perkembangan seks laki-laki dan memproduksi spermatozoa. Sedangkan estrogen merangsang perkembangan seks sekunder wanitadan produksi sel telur.kekurangan hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan seks.
·       Pengaruh emosi

Hubungan yang hangat dengan ornag lain seperti ayah, ibu, saudara, teman sebaya serta guru akan memberi pengaruh pada perkembangan emosi, sosial dan intelektual anak. Pada saat anakberinteraksi dengan keluarga maka kan mempengaruhi interaksi anak di luar rumah. Apabila kebutuhan emosi anak tidak dapat terpenuhi

D.    Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak

1.       Merupakan proses yang kontinue
2.       Terdapat masa percepatan dan perlambatan
3.       Polanya sama tetapi percepatanya berbeda
4.       Berhubungan dengan maturasi sistem syaraf

E.     Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan anak

F.     Menurut dr. Kusnandi Rusmil, SpA(K), MM rata-rata pertumbuhan dan perkembangan anak-anak dapat dilihat sebagai berikut:

Umur 0-3 bulan
* Mengangkat kepala setinggi 45 derajat
* Menggerakkan kepala dari kanan/kiri ke tengah
* Melihat dan menatap wajah Anda
* Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
* Suka tertawa keras
* Bereaksi terkejut terhadap suara keras
* Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum
* Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak

Umur 3-6 bulan
* Berbalik dari telungkup ke telentang
* Mengangkat kepala setinggi 90 derajat
* Mempertahankan kepala tetap tegak dan stabil
* Menggenggam pencil
* Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
* Memegang tangannya sendiri
* Berusaha memperluas pandangan
* Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
* Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik
* Tersenyum ketika melihat gambar/mainan yang menarik saat bermain sendiri

Umur 6-9 bulan
* Duduk (sikap tripoid-sendiri)
* Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan
* Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang
* Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya
* Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat yang bersamaan
* Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup
* Bersuara tanpa arti, misalnya mamama, bababa, papapa.
* Mencari benda/mainan yang dijatuhkan
* Bermain tepuk tangan/ciluk ba
* Bergembira dengan melempar benda
* Makan kue sendiri

Umur 9-12 bulan
* Mengangkat badannya ke posisi berdiri
* Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi
* Dapat berjalan dengan dituntun
* Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan/gambar yang diinginkan
* Menggenggam erat pensil
* Memasukkan benda ke mulut
* Mengulang menirukan bunyi yang didengar
* Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
* Mengeksprolasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
* Berekasi terhadap suara perlahan/bisikan
* Senang diajak bermain "ciluk ba"
* Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal

Umur 12-18 bulan
* Berdiri sendiri tanpa berpegangan
* Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali
* Berjalan mundur 5 langkah
* Memanggil ayah dengan kata "papa", memanggil ibu dengan kata "mama"
(tergantung mengajarinya, kalau diajari memanggilnya "ayah" ya akan panggil "ayah")
* Menumpuk 2 kubus
* Memasukkan kubus di kotak
* Menunjuk apa yang didinginkan tanpa merengek/menangis, anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu.
* Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing

Umur 18-24 bulan
* Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik
* Berjalan tanpa terhuyung-huyung
* Bertepuk tangan/melambai-lambai
* Menumpuk 4 buah kubus
* Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
* Menggelindingkan bola ke arah sasaran
* Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
* Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga
* Memegang cangkir sendiri, belajar makan minum sendiri

Umur 24-36 bulan
* Jalan naik tangga sendiri
* Dapat bermain dan menendang bola kecil
* Mencoret-coret pensil pada kertas
* Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata
* Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta
* Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih
* Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta
* Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
* Melepas pakaiannya sendiri

Umur 36-48 bulan
* Berdiri 1 kaki 2 detik
* Melompat kedua kaki diangkat
* Mengayuh sepeda roda tiga
* Menggambar garis lurus
* Menumpuk 8 buah kubus
* Mengenal 2-4 warna
* Menyebut nama, umur, tempat
* Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan
* Mendengarkan cerita
* Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
* Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan
* Mengenakan sepatu sendiri
* Mengenakan celana panjang, kemeja, baju

Umur 48-60 bulan
* Berdiri 1 kaki 6 detik
* Melompat-lompat 1 kaki
* Menari
* Menggambar tanda silang
* Menggambar lingkaran
* Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh
* Mengancing baju atau pakaian boneka
* Menyebut nama lengkap tanpa dibantu
* Senang menyebut kata-kata baru
* Senang bertanya tentang sesuatu
* Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar
* Bicaranya mudah dimengerti
* Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya
* Menyebut angka, menghitung jari
* Menyebut nama-nama hari
* Berpakaian sendiri tanpa dibantu
* Menggosok gigi tanpa dibantu
* Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu

Umur 60-72 bulan
* Berjalan lurus
* Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik
* Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap
* Menangkap bola kecil dengan kedua tangan gambar
* Menggambar segi empat
* Mengerti arti lawan kata
* Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih
* Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya
* Mengenal angka, bisa menghitung angka 5 -10
* Mengenal warna-warni
* Mengungkapkan simpati
* Mengikuti aturan permainan
* Berpakaian sendiri tanpa dibantu



G.                 Usaha peningkatan kualitas tumbang anak
Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan tumbang anak
1.       Pemberian gizi yang sesuai
Menurut markum ( 1991 ) pemberian makan untuk anak usia 3 tahun adalah
a.       Makanan tidak terlalu keras, tidak terlalu pedas
b.      Jenis makanan yang tidak disukai jangan di paksakan, tapi diusahakan dengan cara lain yang menarik perhatian anak
c.       Jadwal pemberian makan adalah 3 kali sehari dan makanan selingan
d.      Makanan berupa nasi, lauk , sayur dan buah buahan
e.      Beri tambahan susu 2 gelas sehari
2.       Pemberian stimulasi
a.       Personal sosial : latih anak menyebutkan nama temanya, memakai baju,menggosok gigi dan menggambar makanan
b.      Adaptif, motorik halus : latih anak menggaris garis vertikal, membuat menara dari kubus, menggoyangkan ibu jari, menggambar lingkaran
c.       Bahasa : berilkan latihan pada anak tentang arti kata sifat, warna, kegunaan benda, menghitung
.      Motorik kasar : berikan latihan berdiri , berjalan dan melompat
e.      Memeriksakan kesehatan anak



 TUGAS KEPERAWATAN ANAK, IBU, DAN LANSIA
TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK


NAMA KELOMPOK
1.     KADEK AYU RISTIANTI (02)
2.     I MADE EKA SUDARSANA (08)
3.     NI MADE LINDA DAMAYANTI PRASTIKA SARI (10)
4.     PUTU DEDI PRASETYA (14)
5.     NI PUTU PARAMITA INDAH SARI (15)
6.     NI MADE AYUNI KRISNANTARI (21)
7.     NI KOMANG SRI RAHAYU (22)
8.     KADEK JUNIARI DWIJAYANTI (25)
9.     NI LUH SEMARA WATI (27)
10.  NI PUTU AYU SARININGSIH (28)

TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK
Pendahuluan
          Setiap orangtua tentu berkeinginan agar anaknya dapat tumbuh kembang optimal, yaitu agar anaknya dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi genetik yang ada pada anak tersebut. Hal ini dapat tercapai apabila kebutuhan dasar anak ( asah, asih, dan asuh ) terpenuhi. Kebutuhan dasar anak harus dipenuhi yang mencakup imtaq, perhatian, kasih sayang, gizi, kesehatan, penghargaan, pengasuhan, rasa aman / perlindungan, partisipasi, stimulasi dan pendidikan ( asah, asih dan asuh ). Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi sejak dini, bahkan sejak bayi berada dalam kandungan.(5) Untuk itulah dalam perkuliahan ini akan dibahas mengenai pemantauan tumbuh kembang neonatus terutama pada pertumbuhan fisik pada neonatus baik BB dan TB dengan menggunakan Denver Development Stress Test (DDST).

A.    Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
1.       Pertumbuhan
·       Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara  kuantitatif dapat di ukur  (whalley dan wong 2000).
·       Pertumbuhan adalah adanya perubahan dalam jumlah akibat pertambahan sel dan pembentukan protein baru sehngga meningkatkan jumlah dan ukuran sel diseluruh bagian tubuh.
2.       Perkembangan
·       Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat di capai melalui    proses belajar dan pematangan
·       Perkembangan adalah pertumbuhan dan perluasan secara peningkatan sederhana menjadi kompleks dan meluasnya kemampuan indifidu untuk berfungsi dengan baik.
     
B.    Prinsip prinsip tumbuh kembang
1.       Pertumbuhan adalah proses yang terus menerus yang di tentukan oleh beberapa faktor
2.       Semua tumbuh kembang manusia mengikuti pola yang sama
3.       Belajar merupakan salah satu  bantuan atau gangguan proses kedewasaan
4.       Perkembangan bagian lain mempunyai karakteristik sendiri
5.       Tumbang semakin bertambah dengan berbagai perbedaan

C.    Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

1.       Faktor herediter
·     Jenis kelamin 
     Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak wanita berbeda  

·     Ras
     Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan anak      keturunan  bangsa  Asia.


2.       Faktor lingkungan

·     Pengaru budaya
     kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan adat kebiasaan dan tingkah l  aku dalam merawat dan mendidik anak.
·     Status sosial dan kehidupan ekonomi keluarga
     keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi pola asuhan terhadap anak.      Misalnya orang tua yang mempunyai pendidikan cukup mudah menerima dan      menerapkan ide-ide utuk pemberian asuhan terhadap anak
·     Nutrisi
     untuk tumbuh kembang, anak memerlukan nutrisi yang adekuat yang didapat dari makan      yang    bergizi. Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan karena pemasukan nutrisi yang         kurang baik kualitas   maupun kuantitas, aktivitas fisik yang terlalu aktif, penyakit-    penyakit fisik yang menyebabkan nafsu        makan berkurang, gangguan absorpsi usus serata keadaan emosi yang menyebabkan berkurangnya      nafsu makan.
·     Olahraga atau latihan fisik
     olahraga dapat meningkatkan sirkulasi, aktivitas fisiologi, dan menstimulasi terhadap   perkembangan otot-otot.


·     Urutan anak dalam keluarga

kelahiran anak pertama menjadi pusat perhatian keluarga, sehingga semua kebutuhan     terpenuhi baik fisik, ekonomi, maupun sosial.

3.       Faktor internal                                                                       
·       Kecerdasan

Pada umumnya anak yang mempunyai intelegensi tinggi, perkembangannya akan lebih baik jika dibandingkan dengan yang mempunyai intelegensi kurang.
·       Pengaruh hormon

Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu: somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang sel otak pada masa pertumbuhan, berkuragnya hormon ini dapat menyebabkan gigantisme; hormon tiroid, mempengaruhi pertumbuhan, kurangnya hormon ini apat menyebabkan kreatinisme; hormon gonadotropin, merangsang testosteron dan merangsang perkembangan seks laki-laki dan memproduksi spermatozoa. Sedangkan estrogen merangsang perkembangan seks sekunder wanitadan produksi sel telur.kekurangan hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan seks.
·       Pengaruh emosi

Hubungan yang hangat dengan ornag lain seperti ayah, ibu, saudara, teman sebaya serta guru akan memberi pengaruh pada perkembangan emosi, sosial dan intelektual anak. Pada saat anakberinteraksi dengan keluarga maka kan mempengaruhi interaksi anak di luar rumah. Apabila kebutuhan emosi anak tidak dapat terpenuhi

D.    Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak

1.       Merupakan proses yang kontinue
2.       Terdapat masa percepatan dan perlambatan
3.       Polanya sama tetapi percepatanya berbeda
4.       Berhubungan dengan maturasi sistem syaraf

E.     Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan anak

F.     Menurut dr. Kusnandi Rusmil, SpA(K), MM rata-rata pertumbuhan dan perkembangan anak-anak dapat dilihat sebagai berikut:

Umur 0-3 bulan
* Mengangkat kepala setinggi 45 derajat
* Menggerakkan kepala dari kanan/kiri ke tengah
* Melihat dan menatap wajah Anda
* Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
* Suka tertawa keras
* Bereaksi terkejut terhadap suara keras
* Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum
* Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak

Umur 3-6 bulan
* Berbalik dari telungkup ke telentang
* Mengangkat kepala setinggi 90 derajat
* Mempertahankan kepala tetap tegak dan stabil
* Menggenggam pencil
* Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
* Memegang tangannya sendiri
* Berusaha memperluas pandangan
* Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
* Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik
* Tersenyum ketika melihat gambar/mainan yang menarik saat bermain sendiri

Umur 6-9 bulan
* Duduk (sikap tripoid-sendiri)
* Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan
* Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang
* Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya
* Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat yang bersamaan
* Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup
* Bersuara tanpa arti, misalnya mamama, bababa, papapa.
* Mencari benda/mainan yang dijatuhkan
* Bermain tepuk tangan/ciluk ba
* Bergembira dengan melempar benda
* Makan kue sendiri

Umur 9-12 bulan
* Mengangkat badannya ke posisi berdiri
* Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi
* Dapat berjalan dengan dituntun
* Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan/gambar yang diinginkan
* Menggenggam erat pensil
* Memasukkan benda ke mulut
* Mengulang menirukan bunyi yang didengar
* Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
* Mengeksprolasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
* Berekasi terhadap suara perlahan/bisikan
* Senang diajak bermain "ciluk ba"
* Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal

Umur 12-18 bulan
* Berdiri sendiri tanpa berpegangan
* Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali
* Berjalan mundur 5 langkah
* Memanggil ayah dengan kata "papa", memanggil ibu dengan kata "mama"
(tergantung mengajarinya, kalau diajari memanggilnya "ayah" ya akan panggil "ayah")
* Menumpuk 2 kubus
* Memasukkan kubus di kotak
* Menunjuk apa yang didinginkan tanpa merengek/menangis, anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu.
* Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing

Umur 18-24 bulan
* Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik
* Berjalan tanpa terhuyung-huyung
* Bertepuk tangan/melambai-lambai
* Menumpuk 4 buah kubus
* Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
* Menggelindingkan bola ke arah sasaran
* Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
* Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga
* Memegang cangkir sendiri, belajar makan minum sendiri

Umur 24-36 bulan
* Jalan naik tangga sendiri
* Dapat bermain dan menendang bola kecil
* Mencoret-coret pensil pada kertas
* Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata
* Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta
* Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih
* Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta
* Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
* Melepas pakaiannya sendiri

Umur 36-48 bulan
* Berdiri 1 kaki 2 detik
* Melompat kedua kaki diangkat
* Mengayuh sepeda roda tiga
* Menggambar garis lurus
* Menumpuk 8 buah kubus
* Mengenal 2-4 warna
* Menyebut nama, umur, tempat
* Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan
* Mendengarkan cerita
* Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
* Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan
* Mengenakan sepatu sendiri
* Mengenakan celana panjang, kemeja, baju

Umur 48-60 bulan
* Berdiri 1 kaki 6 detik
* Melompat-lompat 1 kaki
* Menari
* Menggambar tanda silang
* Menggambar lingkaran
* Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh
* Mengancing baju atau pakaian boneka
* Menyebut nama lengkap tanpa dibantu
* Senang menyebut kata-kata baru
* Senang bertanya tentang sesuatu
* Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar
* Bicaranya mudah dimengerti
* Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya
* Menyebut angka, menghitung jari
* Menyebut nama-nama hari
* Berpakaian sendiri tanpa dibantu
* Menggosok gigi tanpa dibantu
* Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu

Umur 60-72 bulan
* Berjalan lurus
* Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik
* Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap
* Menangkap bola kecil dengan kedua tangan gambar
* Menggambar segi empat
* Mengerti arti lawan kata
* Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih
* Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya
* Mengenal angka, bisa menghitung angka 5 -10
* Mengenal warna-warni
* Mengungkapkan simpati
* Mengikuti aturan permainan
* Berpakaian sendiri tanpa dibantu



G.                 Usaha peningkatan kualitas tumbang anak
Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan tumbang anak
1.       Pemberian gizi yang sesuai
Menurut markum ( 1991 ) pemberian makan untuk anak usia 3 tahun adalah
a.       Makanan tidak terlalu keras, tidak terlalu pedas
b.      Jenis makanan yang tidak disukai jangan di paksakan, tapi diusahakan dengan cara lain yang menarik perhatian anak
c.       Jadwal pemberian makan adalah 3 kali sehari dan makanan selingan
d.      Makanan berupa nasi, lauk , sayur dan buah buahan
e.      Beri tambahan susu 2 gelas sehari
2.       Pemberian stimulasi
a.       Personal sosial : latih anak menyebutkan nama temanya, memakai baju,menggosok gigi dan menggambar makanan
b.      Adaptif, motorik halus : latih anak menggaris garis vertikal, membuat menara dari kubus, menggoyangkan ibu jari, menggambar lingkaran
c.       Bahasa : berilkan latihan pada anak tentang arti kata sifat, warna, kegunaan benda, menghitung
.      Motorik kasar : berikan latihan berdiri , berjalan dan melompat
e.      Memeriksakan kesehatan anak