BAB V
PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT
A.
Konsep pendidikan kesehatan
Semua petugas kesehatan
telah mengakui bahwa pendidikan kesehatan itu penting untuk menunjang program
kesehatan lainnya. Pendidikan kesehatan adalah penerapan konsep pendidikan dalam
bidang kesehatan. Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah usaha atau
kegiatan untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok dan
individu. Konsep pendidikan kesehatan merupakan proses belajar dari individu,
kelompok dan masyarakat dengan harapan mendapatkan pengetahuan baru dan benar
tentang informasi kesehatan. Terjadi perubahan pengetahuan pada kelompok
sasaran pendidikan kesehatan dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan
menjadi tahu dan berpengaruh terhadap perilakunya sehingga mampu mengatasi
masalah-masalah kesehatan. Pendidikan kesehatan dapat didefinisikan sebagai
usaha untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Masalah sehat dan sakitnya
seseorang sangat ditentukan oleh perilaku hidup manusianya sendiri. Perubahan
perilaku sangat berkaitan dengan pendidikan kesehatan (promosi kesehatan).
Peranan pendidikan kesehatan sangat diperlukan dalam meningkatkan perilaku sehat
masyarakat yang mencerminkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga
terbebas dari masalah kesehatan. Peranan pendidikan kesehatan adalah untuk melakukan
intervensi terhadap faktor perilaku sehingga terjadi perubahan perilaku
mengarah pada nilai-nilai kesehatan. Konsep pendidikan kesehatan ini dilatar
belakangi oleh manusia sebagai mahluk social, dimana dalam memenuhi
kebutuhannya (primer, sekunder dan tersier) akan memerlukan bantuan orang lain
yang mempunyai kelebihan (lebih pandai, lebih dewasa, lebih mampu dan
sebagainya).
Kegiatan belajar mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut: menghasilkan perubahan pada diri individu, kelompok
maupun masyarakat yang sedang belajar baik aktual maupun potensial, memiliki
kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relative lama dan perubahan
terjadi karena usaha yang disadari bukan kerena kebetulan.
Dengen demikian maka
prinsip-prinsip dalam pendidikan kesehatan adalah:
1. Pendidikan kesehatan
bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan
saja sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan
sasaran pendidikan.
2. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada orang lain,
karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah
kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.
3. Bahwa yang harus
dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah lakunya sendiri.
4. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
B. Ruang lingkup pendidikan kesehatan masyarakat
Ruang lingkup
pendidikan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari 3 dimensi :
1. Dimensi sasaran
a. Pendidikan kesehatan individu dengan sasaran individu
b.Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok masyarakat
tertentu.
c.Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.
2. Dimensi tempat pelaksanaan
a.Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasaran pasien dan keluarga
b.Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasaran pelajar.
c.Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja dengan sasaran
masyarakat atau pekerja.
3. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan
a. Pendidikan kesehatan untuk promosi
kesehatan (Health Promotion) misalnya: peningkatan gizi, perbaikan
sanitasi lingkungan, gaya hidup dan sebagainya.
b. Pendidikan kesehatan untuk
perlindungan khusus (Specific Protection) misalnya: imunisasi, diet dll
c. Pendidikan kesehatan untuk
diagnosis dini dan pengobatan yang tepat (Early diagnostic and prompt
treatment) misal: pengobatan tepat dan sempurna dapat mencegah terjadi
resiko kecacatan (disability).
d. Pendidikan kesehatan untuk
rehabilitasi (Rehabilitation) misal: memulihkan kondisi kecacatan
melalui latihan-latihan tertentu.
C. Metode pendidikan kesehatan
1. Metode pendidikan Individual (perorangan)
Bentuk dari
metode pendidikan individual ada 2 (dua) macam:
a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling),
1) Kontak antara klien dengan petugas lebih intensif
2) Setiap masalah yang dihadapi oleh
klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya.
3) Akhirnya klien tersebut akan dengan
sukarela dan berdasarkan kesadaran, penuh pengertian akan menerima perilaku
tersebut (mengubah perilaku)
b. Interview (wawancara)
1) Merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan
2) Menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk
mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai
dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu pendidikan
kesehatan yang lebih mendalam lagi.
2. Metode pendidikan Kelompok
Metode pendidikan Kelompok harus memperhatikan apakah kelompok itu besar
atau kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya pun akan
tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.
a. Kelompok besar
Kelompok besar
apabila peserta penyuluhan kesehatan lebih besar 15 orang.
1) Ceramah ; metode ini cocok untuk sasaran pendidikan baik berpendidikan
tinggi maupun rendah.
2) Seminar ; hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli
atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya
dianggap hangat di masyarakat.
b. Kelompok kecil
Kelompok kecil apabila peserta penyuluhan atau pendidikan kesehatan
tersebut kurang dari 15 orang. Bentuk dari kelompok kecil antara lain:
1) Diskusi kelompok ;
Semua kelompok
bebas berpartisipasi aktif dalam diskusi, Dibuat sedemikian rupa sehingga duduk
saling berhadapan baik bentuk lingkaran maupun persegi empat. pimpinan diskusi duduk
diantara peserta agar tidak ada kesan lebih tinggi, tiap kelompok punya
kebebasan mengeluarkan pendapat, pimpinan diskusi memberikan pancingan,
mengarahkan, dan mengatur sehingga terjadi diskusi yang hidup dan tak ada
dominasi dari salah satu peserta.
2) Curah pendapat (Brain Storming) ;
Merupakan
modifikasi dari diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan diskusi kelompok,
bedanya pemimpin kelompok memulai dengan memberikan satu masalah, kemudian
peserta memberikan jawaban/tanggapan. Tanggapan/jawaban tersebut ditampung dan
ditulis dalam flipchart/papan tulis, sebelum semua peserta mencurahkan pendapat
tidak boleh ada komentar dari peserta lain, setelah semuanya mengemukaan
pendapat tiap anggota mengomentari dan akhirnya terjadi diskusi.
3) Bola salju (Snow Balling)
Tiap orang dibagi
menjadi pasangan (1 pasang 2 orang). Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau
masalah, setelah lebih kurang 5 menit setiap 2 pasang bergabung menjadi satu.
Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan mencari kesimpulannya. Kemudian
tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan
pasangan lainnya dan demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh
kelas.
4) Kelompok kecil-kecil (Buzz
group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil
kemudian dilontarkan suatu permasalahan yang sama/tidak sama dengan kelompok
lain, dan masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya
kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya.
5) Memainkan peranan (Role Play)
Beberapa
anggota kelompok ditunjuk sebagai memainkan peranan tertentu, misalnya sebagai
dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan dll. Sedangkan anggota lainnya
sebagai pasien/anggota masyarakat. Mereka memperagakan bagaimana
interaksi/komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
6) Permainan simulasi (Simulation Game)
Merupakan
gambaran role play dan diskusi kelompok. Pesan-pesan disajikan dalam bentuk
permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain
monopoli dengan menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), dan papan main.
Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai nara sumber.
3. Metode pendidikan Massa
Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) ini tidak langsung melainkan biasanya
menggunakan atau melalui media massa. Contoh :
- Ceramah umum (public speaking)
Dilakukan pada
acara tertentu, misalnya Hari Kesehatan Nasional, misalnya oleh menteri atau
pejabat kesehatan lain.
b. Pidato-pidato diskusi tentang
kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun radio, pada hakikatnya adalah
merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.
c. Simulasi, dialog antar pasien dengan dokter atau petugas kesehatan
lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio
adalah juga merupakan pendidikan kesehatan massa. Contoh : ”Praktek Dokter
Herman Susilo” di Televisi.
d. Sinetron ”Dokter Sartika” di dalam
acara TV juga merupakan bentuk pendekatan kesehatan massa. Sinetron Jejak sang
elang di Indosiar hari Sabtu siang (th 2006)
e. Tulisan-tulisan di majalah/koran,
baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab /konsultasi tentang kesehatan
antara penyakit juga merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.
f. Bill Board yang dipasang di
pinggir jalan, spanduk poster dan sebagainya adalah juga bentuk pendidikan
kesehatan massa. Contoh : Billboard ”Ayo ke Posyandu”. Andalah yang dapat
mencegahnya (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
D. Alat bantu dan media pendidikan kesehatan
1. Alat bantu (peraga)
a. Pengertian ;
Alat-alat yang digunakan dalam menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran sering
disebut sebagai alat peraga. Alat bantu/alat peraga adalah berfungsi untuk
membantu memperagakan sesuatu dalam proses pendidikan kesehatan. Alat peraga
ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengatahuan yang ada pada setiap manusia
diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak panca indera
menangkap alat peraga tersebut maka semakin jelas pengertian yang diperoleh.
Elgar Dale membagi alat peraga tersebut menjadi 11 (sebelas) macam dan
sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat bantu tersebut dalam
suatu bentuk kerucut. Alat peraga yang menempati dasar kerucut adalah benda
asli yang mempunyai intensitas tertinggi disusul benda tiruan, sandiwara,
demonstrasi, field trip/kunjungan lapangan, pameran, televisi, film,
rekaman/radio, tulisan, kata-kata. Penyampaian bahan dengan kata-kata saja
sangat kurang efektif atau intensitasnya paling rendah.
b. Faedah alat bantu pendidikan
1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan.
2) Mencapai sasaran yang lebih banyak.
3) Membantu mengatasi hambatan bahasa.
4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan.
5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.
6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima
kepada orang lain.
7) Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para
pendidik/pelaku pendidikan.
8) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.
9) Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami,
dan akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik.
10) Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.
c. Macam-macam alat bantu pendidikan
1) Alat bantu lihat (visual aids) ;
- alat yang diproyeksikan : slide, film, film strip dan sebagainya.
- alat yang tidak diproyeksikan ; untuk dua dimensi misalnya gambar, peta,
bagan ; untuk tiga dimensi misalnya bola dunia, boneka, dsb.
2) Alat bantu dengar (audio aids) ; piringan hitam, radio, pita
suara, dsb.
3) Alat bantu lihat dan dengar (audio visual aids) ; televisi dan
VCD.
d. Sasaran yang dicapai alat bantu pendidikan
1) Individu atau kelompok
2) Kategori-kategori sasaran seperti ; kelompok umur, pendidikan,
pekerjaan, dsb.
3) Bahasa yang mereka gunakan
4) Adat istiadat serta kebiasaan
5) Minat dan perhatian
6) Pengetahuan dan pengalaman mereka tentang pesan yang akan diterima.
e. Persiapan penggunaan alat peraga
Semua alat
peraga yang dibuat berguna sebagai alat bantu belajar dan tetap harus di ingat
bahwa alat ini dapat berfungsi mengajar dengan sendirinya. Kita harus
mengembangkan ketrampilan dalam memilih, mengadakan alat peraga secara tepat
sehingga mempunyai hasil yang maksimal.
Contoh : satu
set flip chart tentang makanan sehat untuk bayi/anak-anak harus diperlihatkan
satu persatu secara berurutan sambil menerangkan tiap-tiap gambar beserta
pesannya. Kemudian diadakan pembahasan sesuai dengan kebutuhan pendengarnya
agar terjadi komunikasi dua arah. Apabila kita tidak mempersiapkan diri dan
hanya mempertunjukkan lembaran-lembaran flip chart satu demi satu tanpa
menerangkan atau membahasnya maka penggunaan flip chart tersebut mungkin gagal.
2. Media pendidikan kesehatan
Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan (audio
visual aids/AVA). Disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut
merupakan alat saluran (channel) untuk menyampaikan kesehatan karena
alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan
kesehatan bagi masyarakat atau ”klien”. Berdasarkan fungsinya sebagai
penyaluran pesan-pesan kesehatan (media), media ini dibagi menjadi 3 (tiga) :
Cetak, elektronik, media papan (bill board)
a. Media cetak
1) Booklet : untuk menyampaikan
pesan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.
2) Leaflet : melalui lembar
yang dilipat, isi pesan bisa gambar/tulisan atau keduanya.
3) Flyer (selebaran) ; seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk
lipatan.
4) Flip chart (lembar Balik) ;
pesan/informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk
buku, dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan di baliknya
berisi kalimat sebagai pesan/informasi berkaitan dengan gambar tersebut.
5) Rubrik/tulisan-tulisan pada
surat kabar atau majalah, mengenai bahasan suatu masalah kesehatan, atau
hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
6) Poster ialah bentuk media
cetak berisi pesan-pesan/informasi kesehatan, yang biasanya ditempel di
tembok-tembok, di tempat-tempat umum, atau di kendaraan umum.
7) Foto, yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.
b. Media elektronik
1) Televisi ; dapat dalam bentuk
sinetron, sandiwara, forum diskusi/tanya jawab, pidato/ceramah, TV, Spot, quiz,
atau cerdas cermat, dll.
2) Radio ; bisa dalam bentuk
obrolan/tanya jawab, sandiwara radio, ceramah, radio spot, dll.
3) Video Compact Disc (VCD)
4) Slide : slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi
kesehatan.
5) Film strip juga dapat digunakan
untuk menyampaikan pesan kesehatan.
c. Media papan (bill board)
Papan/bill board yang dipasang di tempat-tempat umum dapat dipakai diisi
dengan pesan-pesan atau informasi – informasi kesehatan. Media papan di sini
juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada
kendaraan umum (bus/taksi).
No comments:
Post a Comment