Wednesday, January 23, 2013

modul ikm


BAB V
PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT

A.  Konsep  pendidikan kesehatan
Semua petugas kesehatan telah mengakui bahwa pendidikan kesehatan itu penting untuk menunjang program kesehatan lainnya. Pendidikan kesehatan adalah penerapan konsep pendidikan dalam bidang kesehatan. Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah usaha atau kegiatan untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok dan individu. Konsep pendidikan kesehatan merupakan proses belajar dari individu, kelompok dan masyarakat dengan harapan mendapatkan pengetahuan baru dan benar tentang informasi kesehatan. Terjadi perubahan pengetahuan pada kelompok sasaran pendidikan kesehatan dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu dan berpengaruh terhadap perilakunya sehingga mampu mengatasi masalah-masalah kesehatan. Pendidikan kesehatan dapat didefinisikan sebagai usaha untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Masalah sehat dan sakitnya seseorang sangat ditentukan oleh perilaku hidup manusianya sendiri. Perubahan perilaku sangat berkaitan dengan pendidikan kesehatan (promosi kesehatan). Peranan pendidikan kesehatan sangat diperlukan dalam meningkatkan perilaku sehat masyarakat yang mencerminkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga terbebas dari masalah kesehatan. Peranan pendidikan kesehatan adalah untuk melakukan intervensi terhadap faktor perilaku sehingga terjadi perubahan perilaku mengarah pada nilai-nilai kesehatan. Konsep pendidikan kesehatan ini dilatar belakangi oleh manusia sebagai mahluk social, dimana dalam memenuhi kebutuhannya (primer, sekunder dan tersier) akan memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih pandai, lebih dewasa, lebih mampu dan sebagainya).
Kegiatan belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: menghasilkan perubahan pada diri individu, kelompok maupun masyarakat yang sedang belajar baik aktual maupun potensial, memiliki kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relative lama dan perubahan terjadi karena usaha yang disadari bukan kerena kebetulan.
Dengen demikian maka prinsip-prinsip dalam pendidikan kesehatan adalah:
1. Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.
2. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada orang lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.
3. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah lakunya sendiri.
4. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

B. Ruang lingkup pendidikan kesehatan masyarakat
Ruang lingkup pendidikan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari 3 dimensi :
1. Dimensi sasaran
a. Pendidikan kesehatan individu dengan sasaran individu
b.Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok masyarakat tertentu.
c.Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.
2. Dimensi tempat pelaksanaan
a.Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasaran pasien dan keluarga
b.Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasaran pelajar.
c.Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja dengan sasaran masyarakat atau pekerja.
3. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan
a. Pendidikan kesehatan untuk promosi kesehatan (Health Promotion) misalnya: peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup dan sebagainya.
b. Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus (Specific Protection) misalnya: imunisasi, diet dll
c. Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan yang tepat (Early diagnostic and prompt treatment) misal: pengobatan tepat dan sempurna dapat mencegah terjadi resiko kecacatan (disability).
d. Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi (Rehabilitation) misal: memulihkan kondisi kecacatan melalui latihan-latihan tertentu.

C. Metode pendidikan kesehatan
1. Metode pendidikan Individual (perorangan)
Bentuk dari metode pendidikan individual ada 2 (dua) macam:
a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling),
1) Kontak antara klien dengan petugas lebih intensif
2) Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya.
3) Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran, penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku)
b. Interview (wawancara)
1) Merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan
2) Menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu pendidikan kesehatan yang lebih mendalam lagi.
2. Metode pendidikan Kelompok
Metode pendidikan Kelompok harus memperhatikan apakah kelompok itu besar atau kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya pun akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.
a.  Kelompok besar
Kelompok besar apabila peserta penyuluhan kesehatan lebih besar 15 orang.
1) Ceramah ; metode ini cocok untuk sasaran pendidikan baik berpendidikan tinggi maupun rendah.
2) Seminar ; hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.
b. Kelompok kecil
Kelompok kecil apabila peserta penyuluhan atau pendidikan kesehatan tersebut kurang dari 15 orang. Bentuk dari kelompok kecil antara lain:
1) Diskusi kelompok ;
Semua kelompok bebas berpartisipasi aktif dalam diskusi, Dibuat sedemikian rupa sehingga duduk saling berhadapan baik bentuk lingkaran maupun persegi empat. pimpinan diskusi duduk diantara peserta agar tidak ada kesan lebih tinggi, tiap kelompok punya kebebasan mengeluarkan pendapat, pimpinan diskusi memberikan pancingan, mengarahkan, dan mengatur sehingga terjadi diskusi yang hidup dan tak ada dominasi dari salah satu peserta.
2) Curah pendapat (Brain Storming) ;
Merupakan modifikasi dari diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan diskusi kelompok, bedanya pemimpin kelompok memulai dengan memberikan satu masalah, kemudian peserta memberikan jawaban/tanggapan. Tanggapan/jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart/papan tulis, sebelum semua peserta mencurahkan pendapat tidak boleh ada komentar dari peserta lain, setelah semuanya mengemukaan pendapat tiap anggota mengomentari dan akhirnya terjadi diskusi.
3) Bola salju (Snow Balling)
Tiap orang dibagi menjadi pasangan (1 pasang 2 orang). Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5 menit setiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.
4) Kelompok kecil-kecil (Buzz group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil kemudian dilontarkan suatu permasalahan yang sama/tidak sama dengan kelompok lain, dan masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya.
5) Memainkan peranan (Role Play)
Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai memainkan peranan tertentu, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan dll. Sedangkan anggota lainnya sebagai pasien/anggota masyarakat. Mereka memperagakan bagaimana interaksi/komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
6) Permainan simulasi (Simulation Game)
Merupakan gambaran role play dan diskusi kelompok. Pesan-pesan disajikan dalam bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), dan papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai nara sumber.
3. Metode pendidikan Massa
Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) ini tidak langsung melainkan biasanya menggunakan atau melalui media massa. Contoh :
  1. Ceramah umum (public speaking)
Dilakukan pada acara tertentu, misalnya Hari Kesehatan Nasional, misalnya oleh menteri atau pejabat kesehatan lain.
b. Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun radio, pada hakikatnya adalah merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.
c. Simulasi, dialog antar pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio adalah juga merupakan pendidikan kesehatan massa. Contoh : ”Praktek Dokter Herman Susilo” di Televisi.
d. Sinetron ”Dokter Sartika” di dalam acara TV juga merupakan bentuk pendekatan kesehatan massa. Sinetron Jejak sang elang di Indosiar hari Sabtu siang (th 2006)
e. Tulisan-tulisan di majalah/koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab /konsultasi tentang kesehatan antara penyakit juga merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.
f. Bill Board yang dipasang di pinggir jalan, spanduk poster dan sebagainya adalah juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh : Billboard ”Ayo ke Posyandu”. Andalah yang dapat mencegahnya (Pemberantasan Sarang Nyamuk).

D. Alat bantu dan media pendidikan kesehatan
1. Alat bantu (peraga)
a. Pengertian ;
Alat-alat yang digunakan dalam menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran sering disebut sebagai alat peraga. Alat bantu/alat peraga adalah berfungsi untuk membantu memperagakan sesuatu dalam proses pendidikan kesehatan. Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengatahuan yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak panca indera menangkap alat peraga tersebut maka semakin jelas pengertian yang diperoleh.
Elgar Dale membagi alat peraga tersebut menjadi 11 (sebelas) macam dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat bantu tersebut dalam suatu bentuk kerucut. Alat peraga yang menempati dasar kerucut adalah benda asli yang mempunyai intensitas tertinggi disusul benda tiruan, sandiwara, demonstrasi, field trip/kunjungan lapangan, pameran, televisi, film, rekaman/radio, tulisan, kata-kata. Penyampaian bahan dengan kata-kata saja sangat kurang efektif atau intensitasnya paling rendah.

b. Faedah alat bantu pendidikan
1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan.
2) Mencapai sasaran yang lebih banyak.
3) Membantu mengatasi hambatan bahasa.
4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan.
5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.
6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain.
7) Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para pendidik/pelaku pendidikan.
8) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.
9) Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami, dan akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik.
10) Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.

c. Macam-macam alat bantu pendidikan
1) Alat bantu lihat (visual aids) ;
- alat yang diproyeksikan : slide, film, film strip dan sebagainya.
- alat yang tidak diproyeksikan ; untuk dua dimensi misalnya gambar, peta, bagan ; untuk tiga dimensi misalnya bola dunia, boneka, dsb.
2) Alat bantu dengar (audio aids) ; piringan hitam, radio, pita suara, dsb.
3) Alat bantu lihat dan dengar (audio visual aids) ; televisi dan VCD.

d. Sasaran yang dicapai alat bantu pendidikan
1) Individu atau kelompok
2) Kategori-kategori sasaran seperti ; kelompok umur, pendidikan, pekerjaan, dsb.
3) Bahasa yang mereka gunakan
4) Adat istiadat serta kebiasaan
5) Minat dan perhatian
6) Pengetahuan dan pengalaman mereka tentang pesan yang akan diterima.

e. Persiapan penggunaan alat peraga
Semua alat peraga yang dibuat berguna sebagai alat bantu belajar dan tetap harus di ingat bahwa alat ini dapat berfungsi mengajar dengan sendirinya. Kita harus mengembangkan ketrampilan dalam memilih, mengadakan alat peraga secara tepat sehingga mempunyai hasil yang maksimal.
Contoh : satu set flip chart tentang makanan sehat untuk bayi/anak-anak harus diperlihatkan satu persatu secara berurutan sambil menerangkan tiap-tiap gambar beserta pesannya. Kemudian diadakan pembahasan sesuai dengan kebutuhan pendengarnya agar terjadi komunikasi dua arah. Apabila kita tidak mempersiapkan diri dan hanya mempertunjukkan lembaran-lembaran flip chart satu demi satu tanpa menerangkan atau membahasnya maka penggunaan flip chart tersebut mungkin gagal.



2. Media pendidikan kesehatan
Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan (audio visual aids/AVA). Disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan alat saluran (channel) untuk menyampaikan kesehatan karena alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau ”klien”. Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan (media), media ini dibagi menjadi 3 (tiga) : Cetak, elektronik, media papan (bill board)
a. Media cetak
1) Booklet : untuk menyampaikan pesan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.
2) Leaflet : melalui lembar yang dilipat, isi pesan bisa gambar/tulisan atau keduanya.
3) Flyer (selebaran) ; seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan.
4) Flip chart (lembar Balik) ; pesan/informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan di baliknya berisi kalimat sebagai pesan/informasi berkaitan dengan gambar tersebut.
5) Rubrik/tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenai bahasan suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
6) Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan/informasi kesehatan, yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di tempat-tempat umum, atau di kendaraan umum.
7) Foto, yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.

  b. Media elektronik
1) Televisi ; dapat dalam bentuk sinetron, sandiwara, forum diskusi/tanya jawab, pidato/ceramah, TV, Spot, quiz, atau cerdas cermat, dll.
2) Radio ; bisa dalam bentuk obrolan/tanya jawab, sandiwara radio, ceramah, radio spot, dll.
3) Video Compact Disc (VCD)
4) Slide : slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi kesehatan.
5) Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan.

  c. Media papan (bill board)
Papan/bill board yang dipasang di tempat-tempat umum dapat dipakai diisi dengan pesan-pesan atau informasi – informasi kesehatan. Media papan di sini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan umum (bus/taksi).

No comments:

Post a Comment