Striktur
Urethra
Uretra merupakan bagian terpenting
dari saluran kemih. Pada pria dan wanita, uretra mempunyai fungsi utama untuk
mengalirkan urin keluar dari tubuh. Saluran uretra juga penting dalam proses
ejakulasi semen dari saluran reproduksi pria. Uretra pria berbentuk pipa yang
menyerupai alat penyiram bunga.
Pada striktur uretra terjadi
penyempitan dari lumen uretra akibat terbentuknya jaringan fibrotik pada
dinding uretra.1,2 Striktur uretra menyebabkan gangguan dalam
berkemih, mulai dari aliran berkemih yang mengecil sampai sama sekali tidak
dapat mengalirkan urin keluar dari tubuh. Urin yang tidak dapat keluar dari
tubuh dapat menyebabkan banyak komplikasi, dengan komplikasi terberat adalah
gagal ginjal.3
Striktur uretra masih merupakan
masalah yang sering ditemukan pada bagian dunia tertentu. Striktur uretra lebih
sering terjadi pada pria dari pada wanita, karena uretra pada wanita lebih
pendek dan jarang terkena infeksi. Segala sesuatu yang melukai uretra dapat
menyebabkan striktur. Orang dapat terlahir dengan striktur uretra, meskipun hal
itu jarang terjadi.4
A. ANATOMI URETRA1,3,5,6
Uretra adalah saluran yang dimulai
dari orifisium uretra interna dibagian buli-buli sampai orifisium uretra
eksterna glands penis, dengan panjang yang bervariasi. Uretra pria dibagi
menjadi dua bagian, yaitu bagian anterior dan bagian posterior. Uretra
posterior dibagi menjadi uretra pars prostatika dan uretra pars membranasea.
Uretra anterior dibagi menjadi meatus uretra, pendulare uretra dan bulbus
uretra. Dalam keadaan normal lumen uretra laki-laki 24 ch, dan wanita 30 ch.
Kalau 1 ch = 0,3 mm maka lumen uretra laki-laki 7,2 mm dan wanita 9 mm.
1. Uretra bagian anterior
Uretra anterior memiliki panjang
18-25 cm (9-10 inchi). Saluran ini dimulai dari meatus uretra, pendulans uretra
dan bulbus uretra. Uretra anterior ini berupa tabung yang lurus, terletak bebas
diluar tubuh, sehingga kalau memerlukan operasi atau reparasi relatif mudah.
2. Uretra bagian posterior
Uretra posterior memiliki panjang
3-6 cm (1-2 inchi). Uretra yang dikelilingi kelenjar prostat dinamakan uretra
prostatika. Bagian selanjutnya adalah uretra membranasea, yang memiliki panjang
terpendek dari semua bagian uretra, sukar untuk dilatasi dan pada bagian ini
terdapat otot yang membentuk sfingter. Sfingter ini bersifat volunter sehingga
kita dapat menahan kemih dan berhenti pada waku berkemih. Uretra membranacea
terdapat dibawah dan dibelakang simpisis pubis, sehingga trauma pada simpisis
pubis dapat mencederai uretra membranasea.
Gambar 1. Uretra Pria6
B. DEFINISI
Striktur uretra adalah penyempitan
lumen uretra karena fibrosis pada dindingnya.7
C. ETIOLOGI
Striktur uretra dapat terjadi pada1,2,3,4,5,6,7,8,9
1. Kelainan Kongenital,
misalnya kongenital meatus stenosis,
klep uretra posterior
2. Operasi rekonstruksi dari
kelainan kongenital seperti hipospadia, epispadia
3. Trauma,
misalnya fraktur tulang pelvis yang
mengenai uretra pars membranasea; trauma tumpul pada selangkangan (straddle
injuries) yang mengenai uretra pars bulbosa, dapat terjadi pada anak yang
naik sepeda dan kakinya terpeleset dari pedal sepeda sehingga jatuh dengan
uretra pada bingkai sepeda pria; trauma langsung pada penis; instrumentasi
transuretra yang kurang hati-hati (iatrogenik) seperti pemasangan kateter yang
kasar, fiksasi kateter yang salah.
4. Post operasi,
beberapa operasi pada saluran kemih
dapat menimbulkan striktur uretra, seperti operasi prostat, operasi dengan alat
endoskopi.
5. Infeksi,
merupakan faktor yang paling sering
menimbulkan striktur uretra, seperti infeksi oleh kuman gonokokus yang
menyebabkan uretritis gonorrhoika atau non gonorrhoika telah menginfeksi uretra
beberapa tahun sebelumnya namun sekarang sudah jarang akibat pemakaian
antibiotik, kebanyakan striktur ini terletak di pars membranasea, walaupun juga
terdapat pada tempat lain; infeksi chlamidia sekarang merupakan penyebab utama
tapi dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan individu yang terinfeksi
atau menggunakan kondom.
D. PATOFISIOLOGI3,6,9
Struktur uretra terdiri dari lapisan
mukosa dan lapisan submukosa. Lapisan mukosa pada uretra merupakan lanjutan
dari mukosa buli-buli, ureter dan ginjal. Mukosanya terdiri dari epitel
kolumnar, kecuali pada daerah dekat orifisium eksterna epitelnya skuamosa dan
berlapis. Submukosanya terdiri dari lapisan erektil vaskular.
Apabila terjadi perlukaan pada
uretra, maka akan terjadi penyembuhan cara epimorfosis, artinya jaringan yang
rusak diganti oleh jaringan lain (jaringan ikat) yang tidak sama dengan semula.
Jaringan ikat ini menyebabkan
hilangnya elastisitas dan memperkecil lumen uretra, sehingga terjadi striktur
uretra.
E. DERAJAT PENYEMPITAN URETRA7
Sesuai dengan derajat penyempitan
lumennya, striktur uretra dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu derajat:
1. Ringan : jika oklusi yang terjadi
kurang dari 1/3 diameter lumen uretra
2. Sedang: jika terdapat oklusi 1/3
sampai dengan ½ diameter lumen uretra
3. Berat : jika terdapat oklusi
lebih besar dari ½ diameter lumen uretra
Pada penyempitan derajat berat
kadang kala teraba jaringan keras di korpus spongiosum yang dikenal dengan spongiofibrosis.
F. GEJALA KLINIS
Gejala dari striktur uretra yang
khas adalah pancaran buang air seni kecil dan bercabang. Gejala yang lain
adalah iritasi dan infeksi seperti frekuensi, urgensi, disuria, inkontinensia,
urin yang menetes, kadang-kadang dengan penis yang membengkak, infiltrat, abses
dan fistel. Gejala lebih lanjutnya adalah retensi urine. 1,2,3,4,9,10
No comments:
Post a Comment